Air Terjun Madakaripura, Air Terjun Tempat Semedi Patih Gadjah Mada
Berangkat bersama komunitas traveling dari Jakarta, Gunung Bromo, Air Terjun Tumpak Sewu dan Madakaripura merupakan tujuan wisata yang telah kami rencanakan. Setibanya di stasiun Malang, kami langsung dijemput oleh Pak kasiem yang langsung membawa kami menuju basecamp di dekat Gunung Bromo yang dari arah Probolinggo.
Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Air Terjun Madakaripura. Air Terjun yang terletak di desa Branggah, Lumbang, Probolinggo ini kami tempuh kurang lebih 1 jam perjalanan dari Probolinggo. Tiba jam 9:00 WIB kami langsung menuju loket tempat pembelian tiket. Harga tiket sepertinya 15 ribu rupiah, saya tidak ingat pasti karena sudah dibeli oleh Pak Kasiem.
Setelah membeli tiket dan ada sedikit pengarahan sebentar kami berjalan menuju air terjun. Di pintu masuk kita disambut dengan sebuah patung besar yang merupkaan Patung Gadjah Mada serta tulisan Madakaripura yang berwarna merah. Dinamakan Air Terjun Madakaripura karena tempat ini dahulu berada di wilayah tanah perdikan Patih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit. Air terjun ini juga dipercaya sebagai peristirahatan dan pertapaan sang patih. Hingga sekarang pun masyarakat sekitar masih memegang kepercayaan terhadap legenda tersebut.
Turun menuju air terjun jalanan lumayan sulit karena licin, menurun dan juga air dari dingding pegunungan menetes ke arah jalan. Sampai di air terjun kecil yang mengelilingi sekitar kawah, ada yang di sebelah kiri dan ada di sebelah kanan kita sudah mulai basah dan harus memasukkan gadged dan kamera ke dalam tas dry bag. Sebagian dari kami ada juga yang menyewa atau membeli mantel hujan.
Sesemapi di air terjun utama kami langsung kaget karena tidak mengira akan setinggi dan seinggah ini, kata guide, tinggi air terjun ini mencapai 200 meter. Dan setelah berselancar di mbah Gugel, ternyata benar Madakaripura ditempatkan sebagai air terjun tertinggi di Pulau Jawa dan tertinggi kedua di Indonesia setelah Si Gura-Gura.
Kekhasan dari air terjun ini adalah bentuk tebing di sekelilingnya yang menyerupai ceruk sehingga membuat pengunjung seolah-olah berada di dalam botol.
Dinamakan Air Terjun Madakaripura karena tempat ini dahulu berada di wilayah tanah perdikan Patih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit. Air terjun ini juga dipercaya sebagai peristirahatan dan pertapaan sang patih. Hingga sekarang pun masyarakat sekitar masih memegang kepercayaan terhadap legenda tersebut.
Tak jarang masyarakat sekitar menyebutnya sebagai air terjun abadi. Sebabnya, debit air di Madakaripura selalu melimpah dan tidak pernah berkurang meskipun pada musim kemarau. Begitu pula dengan kondisi airnya yang selalu jernih dan segar.
Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Air Terjun Madakaripura. Air Terjun yang terletak di desa Branggah, Lumbang, Probolinggo ini kami tempuh kurang lebih 1 jam perjalanan dari Probolinggo. Tiba jam 9:00 WIB kami langsung menuju loket tempat pembelian tiket. Harga tiket sepertinya 15 ribu rupiah, saya tidak ingat pasti karena sudah dibeli oleh Pak Kasiem.
Setelah membeli tiket dan ada sedikit pengarahan sebentar kami berjalan menuju air terjun. Di pintu masuk kita disambut dengan sebuah patung besar yang merupkaan Patung Gadjah Mada serta tulisan Madakaripura yang berwarna merah. Dinamakan Air Terjun Madakaripura karena tempat ini dahulu berada di wilayah tanah perdikan Patih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit. Air terjun ini juga dipercaya sebagai peristirahatan dan pertapaan sang patih. Hingga sekarang pun masyarakat sekitar masih memegang kepercayaan terhadap legenda tersebut.
Turun menuju air terjun jalanan lumayan sulit karena licin, menurun dan juga air dari dingding pegunungan menetes ke arah jalan. Sampai di air terjun kecil yang mengelilingi sekitar kawah, ada yang di sebelah kiri dan ada di sebelah kanan kita sudah mulai basah dan harus memasukkan gadged dan kamera ke dalam tas dry bag. Sebagian dari kami ada juga yang menyewa atau membeli mantel hujan.
Sesemapi di air terjun utama kami langsung kaget karena tidak mengira akan setinggi dan seinggah ini, kata guide, tinggi air terjun ini mencapai 200 meter. Dan setelah berselancar di mbah Gugel, ternyata benar Madakaripura ditempatkan sebagai air terjun tertinggi di Pulau Jawa dan tertinggi kedua di Indonesia setelah Si Gura-Gura.
Kekhasan dari air terjun ini adalah bentuk tebing di sekelilingnya yang menyerupai ceruk sehingga membuat pengunjung seolah-olah berada di dalam botol.
Dinamakan Air Terjun Madakaripura karena tempat ini dahulu berada di wilayah tanah perdikan Patih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit. Air terjun ini juga dipercaya sebagai peristirahatan dan pertapaan sang patih. Hingga sekarang pun masyarakat sekitar masih memegang kepercayaan terhadap legenda tersebut.
Tak jarang masyarakat sekitar menyebutnya sebagai air terjun abadi. Sebabnya, debit air di Madakaripura selalu melimpah dan tidak pernah berkurang meskipun pada musim kemarau. Begitu pula dengan kondisi airnya yang selalu jernih dan segar.
Komentar
Posting Komentar